"Berdoalah Rosario setiap hari agar kalian memperoleh perdamaian untuk dunia dan berakhirnya peperangan," demikian kata Bunda Perawan Maria kepada ketiga anak muda pada tanggal 13 Mei 1917. Dalam penampakannya, Bunda Allah juga selalu menegaskan permintaannya itu, "Aku ingin kalian berdoa Rosario setiap hari." Memang, inilah salah satu inti pesan penting Bunda Maria pada penampakan di Lourdes dan Fatima, yakni supaya berdoa Rosario untuk pertobatan orang-orang berdosa.
Doa Rosario dipilih karena kesederhanaannya, kedalamannya dalam merenungkan peristiwa-peristiwa Kitab Suci. Tanpa disertai kerendahan hati dan kehendak yang kuat untuk mendekatkan diri kepada Yesus Kristus, Sang Juru Selamat, maka doa Rosario tidak lebih dari untaian kata-kata tanpa makna.
Paus Pius XI mengatakan, "Doa Rosario adalah senjata amat efektif untuk mengusir setan, untuk memelihara kesucian hati, untuk mendapatkan keutamaan dengan lebih mudah atau dengan kata lain untuk menganjurkan pertobatan dan menegakkan perdamaian di antara umat manusia. Doa Rosario tidak hanya mengalahkan merek ayang menghina Allah dan musuh-musuh agama, tetapi juga melatih diri kita untuk memperoleh keutamaan-keutamaan Injil yang kita butuhkan.." (Ensiklik Ingravescentibus Malis, 29 September 1973).
Tidak seperti pendapat sebagian orang, doa Rosario bukanlah doa kepada Maria, melainkan doa yang tertuju kepada Yesus. Setiap orang yang pernah berdoa Rosario dengan khusuk, merenungkan peristiwa-peristiwanya, pastilah pernah merasakan rasa damai dan kedekatan dengan Yesus yang timbul dari pendarasan secara perlahan butir demi butir Rosario dan perenungannya. Bunda Maria dalam hal ini menjadi penolong dan teladan kita, karena perannya sebagai Bunda Allah, manusia yang paling dekat dengan Sang Juru Selamat . Dengan berdoa Rosario kita meneladan Maria dalam "menyimpan segala perkara itu di dalam hati dan merenungkannya" (Lukas 2:19).
Doa Rosario, jika direnungkan dengan kesalehan akan membawa kita kepada pengenalan penuh akan Yesus Kristus, membersihkan jiwa kita dari dosa-dosa, menganugerahkan kepada kita kemenangan atas semua musuh kita, mempermudah kita untuk melatih keutamaan-keutamaan kristiani, memperkaya kita dengan rahmat dan karunia Allah, menjadi sarana yang ampuh untuk melakukan silih atas segala dosa kesalahan kita pada Allah dan sesama serta membantu kita memperoleh segala macam rahmat dari Allah berkat daya kuasanya.
Santo Louis de Monfort menyatakan: "Rosario suci yang didaraskan dengan hikmat berulang kali disertai tindakan pertobatan yang baik tidak akan pernah layu dan mati dan mawar merah kita itu akan tetap elok mempesona selama beribu-ribu tahun terhitung dari sekarang. Dan, jika Anda setia mendaraskan Rosario Suci sampai mati, saya dapat memastikan kepada Anda bahwa betapa pun beratnya dosa-dosa Anda, Anda akan menerima suatu mahkota kemuliaan yang tak akan pernah pudar dan hilang."
Sebagai bentuk doa yang diakui, bahkan dianjurkan Gereja Katolik, doa Rosario adalah "aman", karena bersumber dari Kitab Suci. Doa Rosario adalah doa yang telah teruji oleh zaman. Bahkan, paska tragedi "9/11", mendiang Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II mengatakan: "menggairahkan kembali doa rosario merupakan sumbangan umat Katolik yang amat berharga bagi perwujudan perdamaian dunia".
sumber : "Why Pray the Rosary" by Father Peffley; Father Peffley's Web Site;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar