Tanda Salib berasal dari masa Gereja Kristen Perdana dan karenanya keberadaannya sudah berabad-abad lamanya. Tanda Salib adalah tanda pertama yang kita terima yaitu pada saat kita dibaptis dan tanda terakhir yang kita terima yaitu saat kita meninggalkan dunia ini menuju kehidupan abadi. Tanda Salib merupakan bagian yang amat penting dalam doa liturgis dan sakramen-sakramen. Dengan Tanda Salib kita mengawali serta mengakhiri doa kita.
Kita menyebutnya berkat. Kita mengatakan kita “memberkati diri kita.” Membubuhkan tanda salib dengan tangan kita di kening, di dada serta di pundak kita, kita memberkati diri kita: Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus. Amin.
Tanda Salib menyatakan berkat. Tanda Salib melambangkan Tuhan memberkati kita, Tuhan melimpahi kita dengan berkat-berkat-Nya. Dan dengan tanda yang sama kita menyatakan kepercayaan kita kepada Tuhan, yang daripada-Nya semua berkat berasal. Dengan Tanda Salib kita memeluk Allah kita yang baik dengan segenap pikiran, hati serta kekuatan kita.
Tuhan memberkati. Kitab Suci Yahudi menggambarkan Tuhan sebagai, di atas segalanya, Dia yang memberkati. Tuhan memberkati Nuh dan menyelamatkan dunia dari air bah. Tuhan memberkati Abraham dan Sara dengan berkat yang lebih banyak dari bintang-bintang di langit. Tuhan memberkati bangsa Yahudi, membebaskan mereka dari perbudakan Mesir. Hidup itu sendiri dan segala ciptaan adalah karunia Tuhan.
Oleh karena itu, tradisi doa Yahudi selalu menyebut Tuhan sebagai Dia yang memberkati. “Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu,” demikian kata pemazmur. Sama seperti kita diberkati oleh Tuhan, demikian kita hendak memuji Tuhan.
Tradisi Gereja mengikuti pola yang sama, tetapi sebagai tambahan, doa umat Kristiani memuji Dia yang mengaruniakan kepada kita suatu berkat lain yang tidak ada bandingnya: berkat Yesus Kristus. “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.” (Ef 1:3) Ia adalah “Firman yang menjadikan segala sesuatu, Juruselamat yang diutus untuk menebus manusia.” Dalam diri Yesus Kristus, Tuhan datang kepada kita sebagai Sahabat dan Saudara. Bersama dengan Bapa, Ia mengutus Roh Kudus ke atas kita “untuk menggenapkan karya-Nya di bumi dan membawakan kepenuhan rahmat bagi kita.” Dalam diri Yesus, Allah telah menyatakan kepada kita sumber segala berkat.
Saat kita memberkati diri kita dengan Tanda Salib, kita ingat akan Dia yang memberkati kita: Alah Tritunggal : Bapa, Putera dan Roh Kudus.
BERKAT SALIB
Dengan tanda Salib kita mengingat kembali secara istimewa hidup, wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Kita membubuhkan Tanda Salib pada diri kita, Salib Yesus. Wafat-Nya di kayu Salib adalah curahan kasih-Nya kepada kita. Tanda Salib mengingatkan kita akan cinta-Nya, cinta yang tidak hanya ditemukan di masa lampau, tetapi di sini dan di saat ini, sementara kita membubuhkan Tanda Salib di tubuh kita, karena cinta Yesus Kristus kekal abadi selamanya.
Tanda Salib adalah ungkapan sehari-hari yang mengagumkan akan hubungan kita dengan Tuhan. Tuhan adalah Dia yang memberkati. Tanda Salib mengingatkan kita bahwa setiap hari, di saat suka maupun duka, dalam bahaya dan penderitaan, kasih setia Tuhan serta berkat-berkat-Nya tidak pernah jauh dari kita.
Dengan membubuhkan Tanda Salib di kening, dada dan pundak kita, kita ingat bahwa kita diberkati dalam pikiran, hati dan keberadaan diri kita sepenuhnya. Kita dapat menghadap Tuhan dengan penuh kepercayaan melalui Yesus Kristus yang kasih setia-Nya dinyatakan oleh tanda suci ini. “Datanglah kepadaku,” demikian kata Tuhan lewat Tanda Salib, “jangan takut. Sebelum engkau melakukan apa-apa, Aku telah menyongsong untuk memelukmu dengan limpahan berkat di tangan-Ku.”
sumber : "Praying in words and signs: The Sign of the Cross" by Fr. Victor Hoagland, C.P.; Copyright 1997-1999 - The Passionist Missionaries; www.cptryon.org/prayer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar